c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

EKONOMI

28 Agustus 2018

16:11 WIB

Literasi dan Inklusi Meningkat, Reksadana Syariah Tumbuh Positif

Sepanjang Januari hingga Juli 2018, produk reksa dana syariah memiliki total dana kelolaan (NAB) sebesar Rp32,67 triliun

Editor:

Literasi dan Inklusi Meningkat, Reksadana Syariah Tumbuh Positif
Literasi dan Inklusi Meningkat, Reksadana Syariah Tumbuh Positif
Ilustrasi Reksadana. ist

JAKARTA- Kinerja produk reksa dana syariah secara umum dinilai membukukan pertumbuhan positif. Hal ini didorong oleh meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap produk investasi berlabel halal ini.

Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Management Edward Lubis menuturkan, kondisi global ekonomi yang terjadi saat ini telah memicu kenaikan suku bunga dalam negeri, sedangkan pasar obligasi dan pasar saham berfluktuasi cukup tinggi. “Hal ini menjadikan produk reksa dana syariah berbasis pasar uang lebih menarik dibandingkan konvensional yang berbasis obligasi dan pasar saham," ujarnya seperti dilansir Antara, Selasa (28/8).

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepanjang Januari hingga Juli 2018 mencatat, produk reksa dana syariah memiliki total dana kelolaan (NAB) sebesar Rp32,67 triliun. Nilai tersebut sekitar 6,62% dari total dana kelolaan reksa dana (NAB) sebesar Rp493,41 triliun.

Dana kelolaan reksa dana syariah pada 2018 itu meningkat, dibandingkan total dana kelolaan (NAB) reksa dana syariah pada tahun 2017 sebesar Rp28,31 triliun atau 6,19% dari total kelolaan reksa dana (NAB) 2017 sebesar Rp457,50 triliun. Di tengah ketidakpastian pada kondisi global ekonomi, menurut Edward Lubis, para investor lebih memilih untuk berinvestasi pada produk reksa dana yang memberikan kepastian imbal hasil dan dalam jangka waktu pendek.

"Hal ini juga membuat produk Bahana yakni Reksa Dana Bahana Likuid Syariah mendapat kepercayaan dari para investor jangka pendek," tuturnya.

Ia memaparkan reksa dana Bahana Likuid Syariah (BLS) berinvestasi di instrumen pasar uang dan atau instrumen sukuk yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Reksa dana ini sangat cocok untuk para investor dengan profil risiko konservatif dan membutuhkan likuiditas.

Total jumlah dana kelolaan BLS mencapai Rp249,68 miliar. Sementara, imbal hasil (return) sebesar 5,26% selama satu tahun atau 23,84% sejak diluncurkan

Suku Bunga Acuan
Sebelumnya, perusahaan jasa penyedia informasi dan riset, PT Infovesta Utama menilai, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate/7DRR) berdampak negatif pada reksadana pendapatan tetap. Manajemen Infovesta Utama dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin mengemukakan, kenaikkan suku bunga acuan berimbas pada reksadana, terutama reksadana pendapatan tetap yang pengalokasiannya minimal 80% pada efek utang atau instrumen obligasi.

"Instrumen obligasi harganya tertekan sebagai dampak dari kebijakan yang ditempuh BI pada suku bunga acuan," tulis keterangan tersebut.

Pada 15 Agustus 2018, BI memutuskan 7-Day Reverse Repo Rate naik 25 bps Menjadi 5,50% dalam rangka menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi. Ia menambahkan meskipun sepanjang tahun ini (year to date/ytd) kinerja reksa dana pendapatan tetap yang tercermin pada Infovesta Fixed Income Fund Index mengalami kenaikan sebesar 0,38% dibandingkan pekan sebelumnya, namun secara month on month (mom) kinerja indeks itu terkoreksi sebesar 0,55%.

Selain itu, lanjut dia, nilai tukar rupiah yang cenderung melemah juga merupakan sinyal rawan bagi reksadana pendapatan tetap. Pelemahan rupiah berdampak pada tekanan terhadap obligasi makin besar.

"Sentimen tersebut dapat mengurangi minat investor asing untuk melakukan investasi pada obligasi dan membuat harga obligasi akhirnya dapat terkoreksi," lanjut keterangan tersebut. (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar