c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

EKONOMI

05 Februari 2018

17:06 WIB

Pelindo II Bukukan Pendapatan Rp10,52 T

PT Pelindo II membukukan pendapatan (unaudited) sebesar Rp10,52 triliun selama 2017, tumbuh 17,8% dibandingkan 2016

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Pelindo II Bukukan Pendapatan Rp10,52 T
Pelindo II Bukukan Pendapatan Rp10,52 T
Suasana bongkar muat pelabuhan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

JAKARTA – Peningkatan trafik arus peti kemas selama 2017 menyumbang pendapatan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II. BUMN bidang jasa kepelabuhan ini membukukan pendapatan (unaudited) sebesar Rp10,52 triliun selama 2017, tumbuh 17,8% dibandingkan 2016.

Dikutip dari Antara, Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya menyebutkan tak hanya pendapatan yang tumbuh. Sisi laba usaha juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,74% menjadi Rp3,07 triliun (unaudited), sementara ebitda naik sebesar 22,3% atau sebesar Rp3,85 triliun (unaudited).

"Pada 2017 yang merupakan tahun enhancement, Pelindo II secara komprehensif telah meneruskan transformasi dalam rangka mewujudkan kinerja unggul berkesinambungan dengan menjalankan peta jalan perusahaan yang berfokus untuk menegakkan pencapaian perusahaan," katanya dalam Media Visit di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (5/2).

Sementara itu, untuk pertumbuhan dividen korporasi, Pelindo II tercatat sebagai penyumbang dividen terbesar BUMN di bidang jasa kepelabuhanan. Pada tahun buku 2017, Pelindo II mencatatkan kenaikan dividen sebesar 21,9% dari tahun 2016, yakni dari sebesar Rp 371,93 miliar (audited) naik menjadi Rp453,44 miliar (unaudited).

Pada sisi operasional, Pelindo II mencatat penurunan arus penumpang yang turun tajam sebesar 13,99% menjadi sebanyak 608,120 orang. Namun, di sisi trafik barang terjadi kenaikan yakni trafik arus peti kemas tumbuh 11,2% menjadi 6,92 juta TEUs dan  non peti kemas tumbuh tipis 2,79% menjadi 57,06 juta ton. Adapun kunjungan kapal naik 3,87% menjadi 34.662 unit.

Elvyn mengatakan Pelindo II telah melakukan berbagai inovasi yang bertujuan untuk perbaikan pelayanan dan operasional, di antaranya adalah upaya menekan angka waktu inap barang atau dwelling time melalui pembuatan Integrated Container Freight Station (CFS Center).

Selain itu, langkah modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan juga dilakukan. Tak ketinggalan optimalisasi penggunaan teknologi informasi yang dilaksanakan dalam bentuk implementasi VTS (Vessel Traffic System), MOS (Marine Operating System), Inaportnet atau penerapan aplikasi layanan kapal dan barang berbasis online, Non Peti Kemas dan Peti Kemas Terminal Operating System, Auto Tally dan Auto Gate serta E-Service.

"Optimalisasi penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan jasa kepelabuhanan selain bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa dalam bertransaksi, juga untuk mendukung pelaksanaan tata kelola yang baik (GCG) terhadap transparansi biaya pelayanan jasa," katanya.

Dalam upaya mewujudkan kinerja unggul berkesinambungan, lanjut dia, sejumlah pencapaian korporasi juga telah dicatatkan. Di antaranya pencapaian skor GCG 2016 yang naik 10 poin dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 93.32 dengan kategori sangat baik.

Pencapaian skor KPI 2017 adalah 101,1% dengan hasil assessment KPKU memperoleh nilai 553,5 (klasifikasi good performance dengan rentang 476-575). Skor tersebut juga melebihi target KPKU 2017 yaitu 540.

Pada Triwulan III 2017, Pelindo II telah mencatatkan sejarah baru di Pelabuhan Tanjung Priok, karena untuk pertama kalinya Pelindo II melayani kapal kontainer dengan kapasitas 10.000 TEUs yang merupakan kapal terbesar yang pernah bersandar di Indonesia.

Kapal besar dengan layanan Java - America Express (JAX) Service ini melayari rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat (direct call) dan saat ini telah menambah rute pelayanan direct call ke Eropa dengan layanan South East Asian - North Europe (SEANE), serta layanan langsung ke China, Vietnam dan Korea.

Selama satu semester 2017 berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, JAX Service berhasil mencatatkan 38 call dengan total 3.681.060 GT dan melayani bongkar/muat sebanyak 124.302 TEUs peti kemas.

Sedangkan selama satu triwulan untuk SEANE Service berhasil melabuhkan 19 call dengan total 986.057GT dan melayani bongkar/muat sebanyak 30.672 TEUs petikemas.

"Keinginan pemerintah untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai transshipment port bukan sekedar angan-angan. Kami telah menyiapkan peta jalan yang membuat Pelindo II menuju pelabuhan kelas dunia, dengan memperbaiki pelayanan dan jasa di pelabuhan, baik dengan optimalisasi penggunaan system IT, operasional, fasilitas, maupun infrastruktur," seru Elvyn.

Dia berharap dengan dukungan dari pemerintah, perusahaan pelayaran dan pemilik kargo dapat menjadi pemicu hadirnya kapal-kapal besar untuk melakukan konsolidasi muatan di Tanjung Priok. Dengan begitu, harapan Pemerintah menjadikan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transshipment yang diperhitungkan di kawasan Asia dapat tercapai.

Efisiensi Layanan Lewat CFS
Sementara itu, Elvyn menyebutkan pembuatan tiga pusat konsolidasi kargo atau Container Freight Station (CFS) bertujuan untuk memberikan pilihan dan kemudahan bagi pengguna jasa dalam bertransaksi. CFS juga memberikan tansparansi dalam hal biaya yang dikeluarkan.

“CFS hadir agar proses pelayanan menjadi ringkas  sehingga menjadi efisien bagi pengguna jasa, di mana integrasi CFS mencakup manajemen data pelanggan, CFS layanan pemesanan, layanan nota, pembayaran elektronik, penelusuran kargo, dan customer care,” ungkapnya.

Selain itu, sistem CFS sudah berjalan online dan beroperasi 24/7. Ke depannya, sistem layanan CFS akan terus disempurnakan dan ditambah fitur baru seperti pembayaran multi saluran serta invoice langsung ke pemilik barang.

Dengan keunggulan yang ditawarkan, tak heran volume penanganan kontainer LCL terus meningkat sejak dibuka pada 20 November 2017 lalu. Per 18 Januari 2018, volume transaksi telah mencapai 5.564 transaksi atau 309 transaksi per hari. Sementara, saat memulai debut perdana di November, rata-rata transaksi per hari hanya 42 transaksi.

Elvyn pun optimistis volume transaksi akan terus bertumbuh. Ia berharap volume bakal mencapai sekitar 7.000 transaksi di akhir Januari 2018.

Dia menambahkan integrasi CFS juga bakal diterapkan di pelabuhan lain yang masih dalam wilayah kerja Pelindo II. (Fin Harini)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar