c

Selamat

Kamis, 28 Maret 2024

EKONOMI

28 Agustus 2021

08:53 WIB

Kemenperin Pastikan Operasi Industri Kritikal Berjalan Optimal

Meski mendukung pemulihan ekonomi nasional, faktor kesehatan dan keselamatan pekerja juga jadi prioritas.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Kemenperin Pastikan Operasi Industri Kritikal Berjalan Optimal
Kemenperin Pastikan Operasi Industri Kritikal Berjalan Optimal
Petugas memantau aktivitas truk pengangkut tebu yang bongkar muatan di Pabrik Gula Glenmore, PTPN XI I, Banyuwangi. ANTARAFOTO/Budi Candra Setya.

PATI - Pemerintah mencatat sebanyak 70% perusahaan industri agro merupakan sektor kritikal. Selama masa pandemi dan PPKM, sektor ini mendapat izin untuk beroperasi penuh dengan menjalankan protokol kesehatan ketat.

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menilai, sektor industri agro merupakan sektor strategis bagi Indonesia

“Industri kritikal memang dijaga aktivitas produksinya karena untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, serta berperan penting dalam memacu pemulihan ekonomi nasional,” katanya dalam keterangan pers, Jakarta, Jumat (27/8).

Adapun, salah satu sektor kritikal yang dipacu adalah industri gula. Kebutuhan komoditas olahan tebu ini terus meningkat, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri. 

Saat ini, Kebutuhan gula nasional mencapai 6 juta ton per tahun, terdiri dari 2,7-2,9 juta ton gula konsumsi dan 3-3,2 juta ton untuk gula kebutuhan industri. 

Dari total kebutuhan tersebut, rata rata produksi gula konsumsi (gula kristal putih) di dalam negeri sebesar 2,1-2,2 juta ton. Sedangkan, produksi nasional gula kebutuhan industri (gula kristal rafinasi) sebesar 3-3,2 juta ton. 

Oleh karenanya, Kemenperin memfokuskan kebijakan pengembangan industri gula di Tanah Air agar lebih produktif dan berdaya saing. Selain itu, mendorong pembangunan pabrik gula baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu.

Hingga kini, terdapat 62 pabrik gula berbasis tebu dengan kapasitas terpasang nasional mencapai 316.950 ton tebu per hari (TCD). Apabila seluruh pabrik gula tersebut berproduksi optimal dan efisien, dapat memproduksi gula sekitar 3,5 juta ton per tahun. 

“Hal ini berarti kebutuhan untuk gula konsumsi sudah dapat terpenuhi,” tutur Putu.

Guna memantau langsung aktivitas industri gula kala PPKM, dirinya langsung melakukan kunjungan kerja ke Pabrik Gula Trangkil di Pati, Jawa Tengah. Kegiatan ini juga untuk melihat penerapan prokes sesuai SE Menperin 3/2021 tentang IOMKI pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.

PG Trangkil, lanjutnya, merupakan industri kategori kritikal dan telah memiliki IOMKI yang diterbitkan Kemenperin. Pemantauan langsung, PG Trangkil sudah memiliki pedoman dan fasilitas yang baik dalam upaya mencegah penyebaran covid-19. 

"Kami juga memberikan apresiasi karena perusahaan ini melaporkan IOMKI secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan,” paparnya.

Selain itu, PG Trangkil akan mengikuti program vaksinasi yang diinisiasi oleh Kemenperin, dengan melibatkan karyawan dan keluarganya serta masyarakat sekitar pabrik. Total sasarannya mencapai lebih dari 1.000 akseptor. 

“Vaksinasi menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk mendukung produktivitas perusahaan karena didukung karyawan yang sehat,” imbuhnya.

Pemimpin PG Trangkil, Sukirno menyampaikan, pihaknya berkomitmen melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, guna memutus mata rantai dan menghindari penyebaran covid-19 di lingkungan perusahaan dan sekitarnya.

Pihaknya secara sigap telah menyiapkan langkah strategis menghadapi pandemi dengan menyediakan satgas covid-19, peralatan pengecekan, hingga memastikan karyawan masuk lingkungan perusahaan menggunakan masker dan pemeriksaan suhu tubuh. 

Keseimbangan Ekonomi dan Kesehatan

Pada kesempatan yang sama, Inspektur Jenderal Kemenperin Masrokhan mengemukakan, pihaknya turut melakukan pendampingan dan pengawalan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan di sektor industri. 

“Kami melihat peran pentingnya sektor industri untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Namun tak dapat dipungkiri, kesehatan dan keselamatan pegawai industri juga merupakan hal yang utama untuk terus dijaga dan ditingkatan,” tegas Masrokhan. 

Oleh karena itu, penggunaan aplikasi yang mendukung 3T (testing, tracing, dan treatment) seperti pada PeduliLindungi menjadi salah satu faktor percepatan dan kesuksesan penerapan uji coba di sektor industri. 

Berikutnya, tetap konsisten melaksanakan 6M: Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun, Menjaga jarak, Membatasi mobilitas, Menghindari kerumunan, dan Menghindari makan bersama.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar