c

Selamat

Kamis, 28 Maret 2024

EKONOMI

28 Agustus 2021

11:15 WIB

Kementan: Produksi Pangan Dalam Negeri Mampu Cukupi Kebutuhan Nasional

Kementan terus mengajak kementerian, instansi dan pemda untuk membenahi persoalan pertanian yang masih tersisa

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Kementan: Produksi Pangan Dalam Negeri Mampu Cukupi Kebutuhan Nasional
Kementan: Produksi Pangan Dalam Negeri Mampu Cukupi Kebutuhan Nasional
Petani merontokkan padi saat panen di Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.

Jakarta - Pemerintah pede pertumbuhan dan perkembangan positif saat ini, akibat beragam upaya strategis yang dilakukan sejak lama bersama stakeholders pertanian lainnya. Mulai dari kecukupan produksi beras nasional dan peningkatan kinerja ekspor pertanian.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menegaskan, selama ini tugas dan fungsi Kementan berfokus menangani produktivitas dan budidaya. 

Sementara terkait harga dan stabilisasi pangan ditangani bersama dengan kementerian dan lembaga lain. Namun begitu, Kementan juga mendorong hilirisasi produk pertanian agar memiliki nilai tambah bagi petani.

"Alhamdulillah kita sudah memenuhi target, dimana produksi beras kita selama kurang lebih dua tahun terakhir dalam kondisi cukup-terkendali. Bahkan, kita bisa menjaga ketersediaan 11 bahan pokok untuk kebutuhan 270 juta masyarakat Indonesia" ujar Kuntoro dalam keterangan yang diterima, Jakarta, Jumat (28/8).

Kementan pun mengklaim, produksi beras nasional dalam dua tahun terakhir sangat menjanjikan. Sampai dengan pekan III Agustus 2021, stok beras berada di kisaran 7,6 juta ton yang tersebar di penggilingan 1,52 juta ton, pedagang 708.000 ton, Bulog 1,16 juta ton, dan lainnya.

Sementara itu, kinerja ekspor pertanian Januari-Juli 2021 berdasarkan data BPS mengalami pertumbuhan positif, yakni 8,72% (yoy). Dengan total ekspor secara keseluruhan pada kurun waktu sama mencapai US$2,24 Miliar.

Di sisi lain, nilai impor Indonesia pada Juli 2021 mencapai US$15,11 miliar atau turun 12,22% jika dibandingkan Juni 2021. Spesifik, impor produk nonmigas Juli 2021 yang mencapai US$13,33 miliar, juga turun sebesar 10,67% (mom).

Meski demikian, pihaknya juga masih mengidentifikasi persoalan distribusi pangan yang masih terjadi saat ini. Dimana produk pertanian bersifat mudah rusak atau perishable, sehingga perlu penanganan khusus. 

Karena itu, menurutnya, perlu banyak sentuhan berbagai pihak dalam memperbaiki infrastruktur, informasi pasar dan distribusi produk pertanian, selain pemanfaatan teknologi pascapanen.

"Masalah ini sebenarnya butuh dukungan juga dari kementerian dan instansi lain, begitu pun dukungan dari pemda dan stakehoder yang ada," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Budi Januardi menyatakan, Pemda Banten siap berkolaborasi dengan Kementan sebagai leading sektor pembangunan pertanian Indonesia. Mulai dalam membangun infrastruktur pemasaran hasil pertanian maupun penanganan produknya. 

"Alhamdulillah sudah kita inisiasi sebagai bentuk dukungan bagi pelaku utama dan pelaku usaha," kata Budi. 

Sejauh ini, pihaknya juga sudah mendirikan BUMD Pandeglang Berkah Maju yang bergerak pada budidaya maupun pemasaran beras, jagung, sorgum dan produk pertanian lainnya.

Pemda Banten juga terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas pangan pokok. Untuk mempertahankan Pandeglang sebagai kontributor pangan beras terbesar bagi Prov Banten dan nasional. 

"Upaya ini terus dilakukan dengan percepatan tanam dan pemberian bantuan bibit berkualitas," sebutnya. 

KUR Pertanian

Selain itu, Budi juga berterimakasih atas fasilitas dan layanan KUR Pertanian yang diinisiasi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dirinya harap KUR pertanian menjadi solusi bagi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. 

"Dalam memperkuat permodalan, sehingga dapat lebih berdaya saing dan meningkatkan kesejahteraannya," jelasnya.

Perlu diketahui, saat ini Kementan juga turut gencar mendorong pemanfaatan program KUR pertanian yang disediakan pemerintah sekitar Rp70 triliun. 

Pemerintah mencatat, hingga 23 Agustus 2021, realisasi penyaluran KUR sektor Pertanian telah mencapai Rp50,3 triliun atau 71,8% dari target Rp70 triliun.

Kementan juga telah merumuskan lima strategi cara bertindak atau (5 CB) sektor pertanian, sebagai upaya penyediaan ketersediaan pangan dan pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar