c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

EKONOMI

03 Agustus 2021

15:56 WIB

Luncurkan AKAR, Lazada Blokir Impor 3 Klaster Usaha

Penutupan akses terhadap tiga klaster usaha itu menjadi dukungan Lazada terhadap program substitusi impor yang digulirkan pemerintah.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Luncurkan AKAR, Lazada Blokir Impor 3 Klaster Usaha
Luncurkan AKAR, Lazada Blokir Impor 3 Klaster Usaha
Ilustrasi - Seorang konsumen sedang berbelanja daring melalui aplikasi LazMall. ANTARA/HO-Lazada/am.

JAKARTA – Salah satu platform e-commerce, Lazada secara resmi menggagas Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Indonesia dalam rangka menjadikan UMKM menjadi penguasa di pasar domestik.

Dalam gerakan tersebut, Lazada secara konsisten akan menutup akses impor sebanyak tiga klaster, yakni tekstil dan fesyen, kuliner, serta kerajinan sehingga para pelaku usaha di tanah air dalam ketiga sektor itu bisa lebih percaya diri.

Head of Public Affairs and Public Policy Lazada Indonesia Waizly Darwin dalam konferensi pers secara daring menyebut inisiatif itu sebetulnya sudah menjadi komitmen lama Lazada dalam memberdayakan UKM lokal.

Penutupan akses impor beberapa klaster besar itu, lanjut Waizly, hanyalah salah satu dari sekian inisiatif Lazada yang dilakukan secara berkala sepanjang pandemi sebagai langkah melindungi UMKM dan meningkatkan ketahanan usaha di tengah pandemi.

"Kami senantiasa memantau, mengkaji ulang, serta memutakhirkan kebijakan di platform kami, khususnya penjualan cross border agar tetap relevan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah," ungkap Waizly di Jakarta, Selasa (3/8).

Waizly juga mengungkapkan pemblokiran akses impor pada klaster tekstil dan fesyen, kerajinan, serta kuliner dilakukan sebagai dukungan Lazada terhadap program substitusi impor yang tengah digulirkan oleh pemerintah.

"Keputusan penutupan akses impor didasarkan atas pendekatan klaster industri yang cukup signifikan di Indonesia dan sejatinya bisa dipenuhi pebisnis lokal," kata dia.

Waizly memaparkan, salah satu fungsi utama Gerakan AKAR Indonesia ialah perlindungan kepada UMKM yang diberikan Lazada melalui penutupan keran impor bagi tiga klaster tersebut. Waizly yakin langkah ini tidak mudah sehingga pihaknya membutuhkan masukkan dan saran dari pihak-pihak terkait.

"Ini tidak mudah, butuh masukkan dari pihak terkait karena ini langkah yang mengedepankan sense of crisis dan sense of urgency," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengakui praktik perdagangan yang tidak sehat melalui sistem cross border di platform e-commerce mengancam keberlangsungan UMKM di Indonesia.

Untuk itu, Teten memberikan dukungan penuh serta melayangkan apresiasi kepada Lazada yang berkomitmen untuk menutup akses cross border bagi sejumlah produk impor lewat Gerakan AKAR Indonesia.

"Ditutupnya akses impor beberapa klaster besar di platform ini menjadi langkah awal UMKM Indonesia bisa tumbuh secara sehat dan kuat," sebut Menkop Teten.

Teten juga menegaskan saat ini pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM dan kementerian/lembaga terkait lainnya tengah mempertajam kebijakan terkait Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). 

Salah satunya terkait upaya meminimalkan ancaman terhadap UMKM dan industri dalam negeri dari praktik perdagangan tidak sehat.

Selain itu, upaya penajaman kebijakan juga mencakup pengutamaan produk dan pedagang dalam negeri, pengembangan akses usaha UMKM dengan ekonomi digital, serta perlindungan konsumen dari pedagang dan produk luar negeri.

"Praktik perdagangan tidak sehat mengancam UMKM dan ini menjadi perhatian utama yang ditugaskan kepada saya untuk diselesaikan agar tidak merugikan UMKM lokal," tegas Menkop.

Penguatan Daya Saing
Tak hanya melindungi UMKM dari ancaman praktik perdagangan tidak sehat, Gerakan AKAR Indonesia oleh Lazada juga bertujuan memperkuat daya saing UMKM domestik dengan fokus yang tak terbatas pada pelatihan atau onboarding UMKM masuk platform e-commerce. Melainkan juga memberi akses untuk jejaring dan mentoring serta bimbingan teknis bagi para pelaku UMKM.

Melalui Gerakan AKAR Indonesia, Waizly menyebut pihaknya secara aktif dan masif akan membentuk jaringan UKM lokal agar mereka bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi hingga membuat kemampuan logistik menjadi lebih canggih.

Salah satu inisiatif penguatan daya saing itu diwujudkan melalui pelatihan literasi e-commerce bagi para UKM lokal yang belum terdigitalisasi. Hal ini mengingat hingga akhir 2020 kemarin, baru sekitar 13,7 juta UMKM lokal yang terdigitalisasi.

"Kami juga akan membentuk Komunitas AKAR yang difasilitasi juga oleh Kemenkop UKM yang membahas hal-hal terkait mendongkrak daya saing UMKM. Terakhir, baru kita bicarakan mengenai onboarding-nya," pungkas Waizly.

Sementara untuk peran pemerintah, Menkop menyebut pihaknya melalui SMESCO sudah menyiapkan sejumlah label, seperti label fesyen sebagai langkah development product agar UMKM tidak hanya meniru produk yang sudah ada, tetapi menciptakan produk baru.

Teten menambahkan, penciptaan produk baru itu meliputi model, bahan baku, hingga model bisnisnya sehingga perlu riset bahan ataupun riset model bisnis yang juga tengah disiapkan oleh Kemenkop UKM.

"Harus disiapkan juga model bisnisnya, karena kalau tidak, akan sulit di tingkat komersialisasi nanti apakah produk ini akan unggul atau tidak," imbuh Teten Masduki.

Masih dalam rangka penguatan daya saing, Teten mengatakan saat ini Kemenkop UKM tengah mengembangkan model factory sharing atau rumah produksi bersama sehingga UMKM yang kesulitan menggunakan teknologi modern dapat tetap menciptakan produk berkualitas.

Hal itu dilakukan mengingat ketidakmungkinan setiap usaha masing-masing memiliki peralatan yang sudah modern karena basis UMKM ialah skala ekonomi yang kecil dan non ekonomis. Jadi, tidak akan efektif jika pemerintah memberikan peralatan modern kepada masing-masing unit usaha.

"Sehingga nanti ada rumah produksi bersama, mereka bisa memproduksi di situ. Factory sharing ini juga terintegrasi dengan izin edar, pembiayaan, dan lain-lain," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar