c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

EKONOMI

28 Agustus 2021

11:05 WIB

Meski Ditutup Melemah, IHSG Meningkat Selama Sepekan

IHSG sepekan mengalami peningkatan 0,18%

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Meski Ditutup Melemah, IHSG Meningkat Selama Sepekan
Meski Ditutup Melemah, IHSG Meningkat Selama Sepekan
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARAFOTO/Aprillio Akbar

JAKARTA - Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia atau BEI selama sepekan, yakni periode 23 hingga 27 Agustus 2021 berada dalam kategori yang bervariatif. 

Sekretaris Perusahaan PT BEI, Yulianto Aji Sadono mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada penutupan perdagangan BEI Jumat (27/8) ditutup pada zona merah atau berada di level 6.041,366. 

"Namun secara keseluruhan, selama sepekan mengalami peningkatan 0,18% dari posisi 6.030,772 pada penutupan pekan lalu," kata Yulianto melalui siaran pers, Jumat (27/8) malam. 

Kemudian, lanjut dia, nilai kapitalisasi pasar Bursa selama sepekan juga meningkat 0,19% menjadi sebesar Rp7.281,343 triliun dari Rp7.267,791 triliun pada pekan sebelumnya. 

Sementara itu, rata-rata frekuensi harian Bursa mengalami perubahan atau penurunan sebesar 1,58% menjadi 1.435.231 transaksi dari 1.458.268 transaksi pada pekan lalu. 

Rata-rata volume transaksi harian Bursa turut mencatatkan pelemahan sebesar 4,45% menjadi 21,643 miliar saham dari 22,651 miliar saham pada pekan yang lalu. 

Selanjutnya, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) menurun sebesar 16,58% menjadi Rp11,599 triliun dari Rp13,904 triliun pada pekan lalu. 

Yulianto menuturkan, investor asing pada Jumat (27/8) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp467,40 miliar. Sedangkan, sepanjang tahun 2021, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp21,057 triliun. 

Obligasi 

Obligasi Berkelanjutan III Adhi Karya Tahap II Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk resmi tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp673,5 miliar pada Rabu (25/8). 

PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo memberikan peringkat idA- (Single A Minus) untuk obligasi ini. Selain itu, PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini. 

Adapun, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 55 emisi dari 38 Perusahaan Tercatat senilai Rp57,20 triliun. 

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini berjumlah 470 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp424,13 triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 125 Perusahaan Tercatat. 

Sementara, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 156 seri dengan nilai nominal Rp4.325,01 triliun dan US$400 juta. Selain itu, Efek Beragun Aset (EBA) terdapat sebanyak 10 emisi senilai Rp6,17 triliun. 

Pipeline Obligasi dan Sukuk Korporasi 

Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sampai dengan tanggal 27 Agustus 2021, jumlah Obligasi dan Sukuk Korporasi yang ada di pipeline Bursa berjumlah 29 emisi, yang akan diterbitkan oleh 20 Perusahaan. 

"Bursa memperkirakan pencatatan obligasi dan sukuk pada tahun 2021 berjumlah lebih dari 84 emisi yang diterbitkan oleh 58 Perusahaan," ujar Nyoman kepada awak media, Jumat (27/8). 

Sepanjang tahun 2021, papar Nyoman, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang berpotensi untuk diterbitkan ada sekitar Rp82,9 triliun, termasuk obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di BEI. 

Menurut Nyoman, penerbitan obligasi dan sukuk menjadi salah satu alternatif bagi perusahaan yang ingin memperoleh pendanaan melalui pasar modal. 

"BEI senantiasa mendukung perusahaan-perusahaan yang akan melakukan pendanaan di pasar modal, termasuk melalui penerbitan obligasi dan sukuk," jelasnya. 

Ia melanjutkan, beberapa perusahaan mencatatkan obligasi dan sukuknya di BEI secara reguler, yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan, termasuk penggunaan dananya. 

Berdasarkan catatan BEI, penggunaan dana atas penerbitan obligasi dan sukuk antara lain ditujukan untuk modal kerja, ekspansi usaha, refinancing maupun kombinasi atas tujuan tersebut. 

BEI yakin bahwa perusahaan tentunya telah mempertimbangkan secara matang dari berbagai aspek  dalam menentukan penggunaan dana obligasi maupun sukuk. 

"Pemanfaatan momentum suku bunga BI rate yang relatif rendah dan stabil sejak Februari 2021, yaitu 3,5% menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan refinancing," kata Nyoman. 

Selain itu, lanjut dia, trend penerbitan obligasi dan sukuk sebagian besar  menggunakan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Hal tersebut dilakukan karena skema PUB relatif lebih cepat proses nya dan menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menyelaraskan momentum di pasar modal.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar