c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

EKONOMI

13 Agustus 2021

08:49 WIB

Penyaluran BPUM Dipercepat

Pemerintah mengalokasikan 21% dari total anggaran PEN 2021 untuk UMKM.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Penyaluran BPUM Dipercepat
Penyaluran BPUM Dipercepat
Penyerahan simbolis BPUM di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/7/2021). ANTARAFOTO/Biro Pers Setpres-Lukas/Handout

JAKARTA – Pemerintah mempercepat penyaluran BPUM, dari target semula September 2021. Bantuan diberikan agar pelaku usaha mikro bisa mempertahankan bisnisnya.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Eddy Satriya menjabarkan hingga akhir Juli 2021, program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) tahun ini telah tersalurkan kepada sekitar 11,8 juta pelaku usaha. Sebanyak 9,8 juta pelaku usaha mendapatkan BPUM pada penyaluran tahap pertama. Lalu, sebanyak 2 juta pada tahap kedua.

"Sekitar 1 juta penerima lagi bisa kita selesaikan di akhir Agustus 2021, yang tadinya ditargetkan September 2021. Bertepatan dengan Hari UMKM Nasional juga menjadi deadline pengumpulan data BPUM," paparnya melalui siaran pers, Kamis (12/8).

Program BPUM sendiri merupakan bantuan yang diinisiasi pemerintah sebagai upaya membantu para pelaku usaha mikro yang terdampak pandemi covid-19. Untuk tahun ini, setiap pelaku usaha yang telah lolos seleksi akan mendapatkan jatah Rp1,2 juta atau menurun dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,4 juta.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut upaya pemulihan UMKM terus digulirkan pemerintah. UMKM mendapat 21% atau Rp161,2 triliun dari total anggaran PEN 2021 yang mencapai Rp744,5 triliun.

"Dukungan itu antara lain BPUM senilai Rp1,2 juta untuk 12,8 juta usaha mikro, serta tambahan subsidi bunga KUR 3% dengan alokasi anggaran sementara Rp3,45 triliun," jelas dia.

Menurut dia, bantuan tak lepas dari beratnya tantangan dan disrupsi akibat covid-19 yang merebak secara global. Di sisi lain, UMKM harus tetap menjalankan kegiatan usaha dengan menghadirkan berbagai inovasi.

"Tren perdagangan online juga membantu UMKM untuk bertahan dan tumbuh selama pandemi di Indonesia," ujar Teten.

Ia menambahkan selama pandemi, pelaku UMKM memiliki tuntutan adaptasi dan transformasi, salah satunya transformasi digital. Merujuk pada survei Badan Pusat Statistik (BPS), Teten menjelaskan setiap 15 dari 100 perusahaan cenderung melakukan diversifikasi usaha selama pandemi.

Sementara itu, catatan World Bank menunjukkan sebanyak 80% UMKM yang terhubung pada akses digital memiliki ketahanan yang lebih baik.

Agenda Transformasi
Lebih lanjut, Menkop Teten Masduki menjelaskan pihaknya menyiapkan sejumlah agenda transformasi, yakni dari informal ke formal, digitalisasi, masuk rantai global, hingga modernisasi koperasi dan penciptaan wirausaha baru yang mapan, inovatif, berkelanjutan, serta membuka lapangan kerja.

Ia menambahkan, transformasi menuju UMKM masa depan itu membutuhkan pendekatan berbasis ekosistem yang tidak hanya dari hulu ke hilir, tetapi harus beriringan pula dengan inisiatif dan sinergi dari seluruh stakeholder.

Keseluruhan elemen ekosistem dalam rangka mentransformasikan UMKM, sambung Teten, akan dihadirkan di Smesco. Antara lain mencakup konsolidasi inovasi pembiayaan dari Himbara hingga LPDB-KUMKM, akses pasar ekspor, hingga kemitraan rantai pasok industri.

"Smesco juga menghadirkan fulfillment center, cloud kitchen, hingga laboratorium UMKM di Smesco Labo sebagai upaya mengimplementasikan transformasi UMKM," kata Teten.

Untuk itu, ia berharap seluruh pihak terkait mau menjenguk dan mengoptimalkan eksositem transformasi UMKM masa depan di Smesco dalam kegiatan-kegiatan strategis di waktu yang akan datang.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar