c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

NASIONAL

04 Desember 2017

11:01 WIB

Akses TI Picu Kompetisi Layanan Desa

Ada kantor desa yang tetap buka layanannya di hari Minggu dan hari libur

Editor:

Akses TI Picu Kompetisi Layanan Desa
Akses TI Picu Kompetisi Layanan Desa
Ilustrasi pelayanan di Kantor Desa. Antara Foto

BANYUWANGI –Program Kampung Cerdas menjadi ihwal pemancing persaingan antar desa. Program Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo)  mengadakan sambungan internet ke desa-desa berbuah baik, setidaknya di Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin (4/12) mengatakan, berkat program ini, berbagai desa berkompetisi memberikan layanan terbaik bagi warganya. Bahkan, ada kantor desa yang buka hingga malam hari dan di hari libur.

"Alhamdulillah, inovasi pelayanan pun semakin beragam. Ada kantor desa buka malam hari, ada yang buka Sabtu-Minggu," ujar Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, seperti diberitakan Antara.

Anas yang maju di pilkada Jawa Timur sebagai bakal calon Wakil Gubernur (Cawagub) bersama Saifullah Yusuf sebagak bakal calon Gubernur, menjadikan Smar Kampung ini juga sebagai modal kampanye. Ia menilai, model ini bisa diterapkan di banyak tempat.

Bupati Anas mengatakan desa menjadi ujung tombak pelayanan. Desa dan kepala desa jangan hanya dijadikan sorotan terkait besarnya dana desa dari pusat dan alokasi dana desa dari pemerintah daerah, tapi juga harus diberdayakan dan dipercaya.

Urus Surat Di Hari Minggu
Salah satu desa yang aktif, adalah Desa Karang Bendo, Kecamatan Rogojampi, yang memberikan layanan pada masyarakat tanpa hari libur. Hari Minggu (3/12), misalnya, tampak kantor desa tetap ramai aktivitas warga.

Seorang warga, Achmad Ikbal, datang mengurus surat domisili usaha. pada hari Minggu. Ia mengaku di hari-hari kerja, sibuk mengurus usaha yang dimilikinya. Di desa ini, hanya dalam hitungan menit, surat yang dibutuhkan Ikbal pun terbit.

"Pelayanan ini sangat baik dan bermanfaat bagi warga," ujar Ikbal.

Anas menjelaskan, Smart Kampung adalah program pengembangan desa dari berbagai sektor dengan bantuan teknologi informasi (TI). Kriteria sebagai Smart Kampung atau Kampung Cerdas ada 7. Kriteria ini adalah  pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi, pelayanan kesehatan, pengembangan pendidikan dan seni-budaya, peningkatan SDM, pengentasan kemiskinan, dan melek informasi hukum yang disokong TI.

Salah satu wujud nyata Smart Kampung adalah "jalan tol" bagi warga kurang mampu saat mengurus Surat Pernyataan Miskin (SPM) untuk akses pelayanan kesehatan secara total.

Dulu, pengurusan surat ini sampai tingkat kabupaten. Dengan Smart Kampung, cukup di level desa. Jadi datanya yang jalan, bukan orangnya. Proses yang dulu memakan waktu berhari-hari, kini lebih singkat hanya beberapa jam saja.

Selain itu, kantor-kantor desa menjadi pusat beragam aktivitas publik, mulai dari kesenian hingga pendidikan.

Hingga kini, sudah ada 133 desa teraliri internet berbasis serat optik (fiber optic).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)  kini juga tengah menggalakkan penerapan Sistem Informasi Desa (SID). Saat ini penerapan SID tersebut telah mencapai 60 persen dari 75 ribu desa.

"Dari 75.000 desa (di Indonesia), sekarang sudah sekitar 60 persen yang tersambung ke sistem informasi desa," beber Direktur Pemberdayaan Industri Informatika, Septriana Tangkary di Gedung Kemenkominfo, beberapa waktu lalu.

Septriana menjelaskan, SID sendiri sudah diwacanakan sejak 2013 silam.

Namun, program baru  diterapkan mulai 2015 yang lalu. Ada beberapa kendala yang baru bisa dipenuhi kini. Dalam program ini, Kemenkominfo bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes).

Dengan sistem ini, pengelolaan berbagai data desa, mulai dari administrasi, kependudukan, hingga soal potensi yang ada, akan  menjadi informasi publik atau dipasok berjenjang ke atas sesuai kebutuhan.

Proses penyebaran aplikasi SID tersebut memang membutuhkan waktu cukup lama. Pasalnya, aplikasi itu membutuhkan koneksi internet, sedangkan saat ini tidak semua desa memiliki koneksi internet yang cukup baik.

Di sisi  lain, masalah SDM juga menjadi kendala. Keandalan perangkat desa menggunakan akses teknologi informasi, berbeda-beda.

Penyebaran akses TI merata adaalah bagian dari upaya Indonesia mengejar ketinggalan. Kini, Indonesia menempati urutan ke-37 dari 140 negara di dunia dalam hal daya saing bangsa. Indonesia bukan saja berada di bawah Malaysia dan Singapura. Terhadap Vietnam pun, Indonesia masih berada di bawahnya. (Rikando Somba)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar