c

Selamat

Jumat, 26 April 2024

NASIONAL

21 Agustus 2021

14:10 WIB

DPR Ingatkan Pemerintah Tak Buru-buru Akui Taliban

Jika pemerintah salah langkah bisa berdampak negatif di kemudian hari

Editor: Leo Wisnu Susapto

DPR Ingatkan Pemerintah Tak Buru-buru Akui Taliban
DPR Ingatkan Pemerintah Tak Buru-buru Akui Taliban
Warga yang dievakuasi dari Afghanistan duduk di dalam pesawat militer. ANTARA FOTO/Staff Sgt. Brandon Cribelar/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS/AWW

JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus Muhaimin mengingatkan pemerintah Indonesia tidak terburu-buru mengakui pemerintahan Taliban yang kini memimpin Afghanistan.

"Pemerintah Indonesia perlu untuk tetap berhati-hati dan tidak tergesa-gesa mengakui Taliban sebagai pemerintah yang baru di Afghanistan," urai Gus Muhaimin dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/8).

Pemerintah, menurut Gus Muhaimin, perlu mencermati setiap perkembangan yang masih berlangsung dinamis di negara itu. Ia khawatir jika pemerintah Indonesia salah langkah bisa menyebabkan dampak negatif di kemudian hari.

Pada sisi lain, ia mengapresiasi langkah cepat pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), bekerjasama dengan TNI, dalam evakuasi WNI (Warga Negara Indonesia) dari Afghanistan. Meskipun proses evakuasi WNI dari Afghanistan sendiri pasti berjalan tidak mudah.

Terlebih, lanjut dia, Afghanistan masih dalam kondisi peralihan pasca Taliban ambil alih kekuasaan dari pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.

"Alhamdulillah, para WNI kita yang berada di Afghanistan telah berhasil dievakuasi dan sudah tiba di Tanah Air dengan selamat. Tentu ini bukan perkara mudah," ucap Gus Muhaimin.

Senada, Anggota Komisi I DPR, Christina Aryani juga mengapresiasi kinerja Kemenlu, Panglima TNI dan juga KBRI di Afghanistan atas evakuasi WNI yang berjalan lancar.

Namun demikian, Christina meminta Pemerintah Indonesia tetap melakukan pemantauan terhadap situasi yang terjadi di Afghanistan.

"Kami berpendapat Indonesia perlu untuk memantau dan menunggu perkembangan lebih lanjut terkait dengan proses peralihan kepemimpinan yang terjadi di Afghanistan, sebelum dapat menentukan sikap lebih lanjut," tutur Christina.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar